Istilah JavaScript kerap kali mondar-mandir dalam artikel web yang membahas seputar teknologi informasi. Meskipun demikian, bagi kebanyakan orang, istilah tersebut masih asing dan sulit dimengerti. Pada dasarnya, JavaScript adalah salah satu dari sekian bahasa pemrograman yang digunakan saat ini. Jika Anda ingin mendalami tentang website development, JavaScript termasuk dalam tiga bahasa pemrograman utama yang wajib dipelajari, bersamaan dengan HTML dan CSS.
Seperti apa JavaScript itu? Apa fungsi dan bagaimana cara kerjanya? Apa saja keunggulannya? Nah, jika ingin mengetahui jawabannya, segera simak pembahasan di bawah ini!
JavaScript Adalah Solusi? Apa Itu JavaScript?
JavaScript adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang dimanfaatkan untuk membuat website page yang interaktif dan dinamis. Tanpa adanya JavaScript, sebuah situs web akan tampak polos dan membosankan. Bahasa pemrograman ini memberikan "nyawa" ke dalam sebuah halaman dengan memanfaatkan elemen dan animasi yang mampu menarik perhatian. JavaScript dijalankan di sisi klien, lebih tepatnya pada peramban web milik pengguna.
Sekilas Sejarah JavaScript
Pada tahun 1990, World Wide Web pertama kali diciptakan. Kala itu, seluruh halaman web masih bersifat statis. Saat pengguna mengakses sebuah halaman, mereka tidak dapat berinteraksi lebih jauh. Apabila ingin melakukan interaksi dan mendapat tanggapan dari sebuah tindakan, dibutuhkan bahasa pemrograman yang mampu "memberi perintah" pada halaman supaya dapat merespons sebagaimana seharusnya. Bahasa pemrograman tersebut harus bisa beroperasi tanpa perlu memuat ulang halaman web.
Awalnya, terdapat dua peramban web yang lumayan populer, yakni Internet Explorer dan Netscape Navigator. Netscape menjadi perusahaan pelopor yang membuat dan mengintegrasikan bahasa pemrograman interaktif ke dalam peramban, yaitu LiveScript. Peramban dapat mengartikan perintah tanpa harus mengandalkan plugin maupun kode terkompilasi.
Sebelum berganti nama menjadi LiveScript, Brendan Eich, seorang pemrogram dari Netscape, membuat bahasa skrip bernama Mocha pada September 1995. Ia mengembangkan bahasa tersebut hanya dalam waktu 10 hari.
Kemudian, kehadiran bahasa pemrograman yang sangat terkenal, yaitu Java, membuat Netscape memutuskan untuk memanfaatkannya dalam strategi pemasaran. Perusahaan tersebut mengganti nama bahasa pemrograman yang terdapat di Netscape Navigator menjadi JavaScript. Faktanya, Java dan JavaScript adalah dua bahasa yang memiliki fungsi dan tujuan berbeda. Bahasa pemrograman Java membutuhkan plugin terpisah untuk dapat berjalan.
Internet Explorer tak mau ketinggalan dengan menyertakan dukungan dua bahasa pemrograman terintegrasi pada pembaruan mereka. Dua bahasa tersebut merupakan JScript dan vbscript. JScript hampir sama dengan JavaScript dan vbscript didasarkan pada BASIC. Pengguna yang berhati-hati dengan perintah yang dijalankan dapat menulis kode di Internet Explorer sebagai JScript dan di Netscape Navigator sebagai JavaScript.
Selanjutnya, tibalah masa saat Internet Explorer menjadi peramban paling dominan digunakan di dunia. JavaScript pun dijadikan standar yang berlaku untuk menciptakan proses interaktif supaya mampu berjalan di peramban web.
Pengembangan JavaScript lebih lanjut dimulai pada tahun 1997, tepatnya ketika bahasa pemrograman tersebut menjadi populer. Oleh karena itu, Netscape dan ECMA (European Computer Manufacturers Association) bekerja sama membuat sebuah spesifikasi bahasa pemrograman. Mereka membangun badan yang bertujuan untuk membuat standar komputasi. Spesifikasi ECMA diberi nama ECMA-262 dan termasuk ActionScript, JScript dan JavaScript.
Pada tahun 1997 sampai 1999, ECMA-262 sudah membuat tiga revisi. Namun, 10 tahun kemudian, revisi keempat tidak dilanjutkan karena perbedaan pendapat tentang tujuan dari JavaScript dan fitur yang diusulkan. Menariknya, fitur-fitur kontroversial, seperti generator, tugas penghancuran, dan iterator, akhirnya disertakan dalam ECMAScript terbaru.
Tahun 2005 menjadi tahun kesuksesan JavaScript. Sebuah surat kabar yang diterbitkan oleh Jesse James Garett memperkenalkan Ajax, yaitu teknologi revolusioner yang menyertakan JavaScript. Ajax meningkatkan pengalaman pengguna dengan menjadikan halaman web terasa seperti aplikasi desktop asli. Berkat pengenalan itu, JavaScript dinobatkan sebagai bahasa pemrograman profesional.
Surat kabar tersebut juga menjadi latar belakang dibentuknya komunitas JavaScript. Kala itu, JavaScript memiliki banyak tantangan, termasuk masalah ketidaksesuaian dengan banyak peramban dan cenderung ribet saat digunakan membuat perintah sederhana. Berkat komunitas yang populer dan framework atau pustaka JavaScript populer seperti jQuery, Dojo, dan Mootools, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi.
Acara di Oslo pada 2008 menjadi momen ketika usulan revisi ECMAScript keempat dibahas kembali oleh banyak organisasi dan kelompok yang terlibat dalam JavaScript, sebut saja Microsoft, Yahoo, dan Google. Proyek revisi itu dinamakan Harmony dan membuahkan hasil pada tahun 2015, tepatnya saat ECMAScript 6 dirilis.
Tahun 2009, proyek CommonJS memaparkan dan mempromosikan pengembangan JavaScript yang dapat dilakukan di luar peramban. Caranya adalah dengan menggunakan modul yang dapat menggabungkan kode dengan fungsionalitas. Environment yang dapat menjalankan JavaScript tanpa peramban ialah Node.js. Bahasa pemrograman yang berjalan pada internet front-end tersebut kini dapat menangani server dari balik layar.
Sesudah mengalami permulaan yang cukup rumit, JavaScript menjadi bahasa pemrograman yang paling populer di dunia. Menurut laporan Octoverse tahun 2018 oleh GitHub, JavaScript memiliki gudang kode yang sangat banyak dan mengalahkan bahasa lain. Belum lagi, jumlah repositorinya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Sebuah seri kerangka kerja dan pustaka JavaScript, seperti Vue, React, Angular, dan Ember, telah dikembangkan untuk menuliskan web app yang rumit dan canggih hanya dalam waktu singkat serta dengan sedikit tim kerja. Bersamaan dengan perangkat lunak klien dan server, JavaScript kini bahkan dapat menuliskan aplikasi gawai. Selain itu, kepopuleran bahasa pemrograman tersebut memudahkan orang-orang untuk saling berbagi kode lewat mobile maupun PC.
Perbedaan JavaScript dengan Bahasa Lain
1. JavaScript dengan PHP
Tidak seperti PHP yang diproses pada server web, JavaScript didesain untuk sisi klien. JavaScript baru bisa diproses sesudah halaman web diterima oleh peramban, sedangkan PHP berjalan di server sebelum halaman web tampil.
PHP atau Hypertext Preprocessor umumnya dimanfaatkan untuk membuat manajemen data pada web lebih dinamis, misalnya pengunggahan berkas dan basis data. Sementara itu, JavaScript membantu membuat tampilan antarmuka lebih atraktif, seperti hadirnya elemen animasi dan penanganan akses yang dilakukan oleh pengguna.
2. JavaScript dengan Java
Java ialah bahasa pemrograman yang dibuat dan dikembangkan oleh Sun Microsystems. Beberapa versi Java yang sudah dirilis, antara lain Java SE (Standard Edition), EE, dan ME. Kode perantara hasil kompilasi kode Java dinamakan bytecode. Bytecode dapat diproses oleh seluruh platform yang mengusung JVM (Java Virtual Machine). Selain itu, beragam fitur pada Java dapat dikembangkan untuk membuat sistem bebas virus tanpa hambatan.
Walaupun memiliki nama yang sama, kedua bahasa ini punya banyak perbedaan. Java berfungsi sebagai bahasa pemrograman OOP (Object Oriented Programming), sedangkan JavaScript merupakan bahasa scripting OOP. Adapun perbedaan berikutnya, yaitu kode JavaScript ditulis dengan teks dan hanya dapat dipakai dengan peramban. Sementara itu, kode Java perlu dikompilasi dan bisa digunakan untuk menciptakan aplikasi di peramban.
Berikutnya, JavaScript didukung fungsi anonim yang merupakan Closures. Jadi, JavaScript dapat melewati fungsi ke fungsi lain sebagai argumen. Java melakukan metode yang berbeda dengan menyimulasi Closures berupa Class anonim. Selain itu, Java pun dimanfaatkan untuk membuat aplikasi yang berdiri sendiri dan dapat diproses oleh berbagai lingkungan desktop, seperti Mac, Linux, atau Windows.
3. JavaScript dengan CSS
CSS (Cascading Style Sheets) ditujukan untuk meningkatkan tampilan situs web melalui elemen-elemen seperti font, gambar, dan warna. Namun, semua hasil dari CSS hanyalah statis. CSS bukanlah bahasa pemrograman seperti JavaScript, melainkan bahasa style sheet.
Sementara itu, JavaScript dapat membuat elemen-elemen bergerak, mengatur CSS, serta mengubah objek HTML tanpa perlu memuat ulang halaman web. CSS jauh lebih sederhana dalam hal format dan desain web, sedangkan JavaScript menawarkan lebih banyak interaksi dan fungsi.
4. JavaScript dengan jQuery
JavaScript dipakai untuk memanipulasi DOM (Document Object Model), sedangkan jQuery adalah hasil dari JavaScript yang berupa komponen bersifat sumber terbuka. jQuery ditujukan untuk mempermudah pengembang web dalam memahami kode dan fungsi rumit. Berkat jQuery, website developer dapat mengontrol, mengotomatiskan, dan memanipulasi halaman web secara leluasa.
5. JavaScript dengan HTML
HTML (Hypertext Markup Language) merupakan standar internet dari World Wide Web Consortium (W3C) yang dikontrol dan didefinisikan oleh pengguna. Tag HTML menggunakan tanda "=" untuk nilai dan tanda "<...>" untuk pembatas properti. Sementara itu, JavaScript ditandai dengan tanda kurung atau "(...)".
6. JavaScript dengan Python
Kedua bahasa ini sebenarnya tidak jauh berbeda. Poin yang membedakan adalah Python sebagai bahasa pemrograman OOP, sedangkan JavaScript merupakan bahasa skrip OOP. Python dibuat oleh Guido van Rossum, seorang pemrogram berkebangsaan Belanda. Rossum merilis Python untuk pertama kalinya pada tahun 1991. Belakangan, Python juga menyita perhatian publik dan menjadi populer.
7. JavaScript dengan SQL
SQL atau Structured Query Language ialah bahasa skrip yang berupa kumpulan perintah khusus yang diolah untuk pengaksesan dalam basis data relasional. Bahasa komputer ini diciptakan dengan standar ANSI (American National Standard Institute). Hampir semua server basis data di masa modern telah mendukung SQL dalam segi manajemen data.
Terdiri atas dua bahasa, yakni DML (Data Manipulation Language) dan DDL (Data Definition Language). DML dimanfaatkan untuk memanipulasi data dalam tabel. Bahasa ini ditandai dengan perintah umum seperti select, insert, delete, dan update. Sementara itu, DDL dipakai untuk menerjemahkan, menghapus, dan mengubah basis data atapun berbagai objek yang diperlukan database. Perintah DDL di antaranya adalah drop, alter, use, dan create.
8. JavaScript dengan C++
Berbeda dengan JavaScript yang sederhana, C++ cenderung fleksibel dalam penulisan program. Hal ini menyebabkan C++ sulit untuk dipelajari oleh pemula. Pemula yang hendak belajar C++ sebaiknya menghafal 48 kata kunci terlebih dahulu. Selain itu, bahasa ini sensitif terhadap kapitalisasi. C++ biasa digunakan untuk membuat aplikasi makro dan prosesor grafis berkualitas tinggi.
C++ pertama kali dibuat dan dikembangkan oleh Bjarne Stroustrup di tahun 1979. Bahasa pemrograman ini dibentuk dari bahasa C yang sudah ditambah dengan beberapa fitur baru, misalnya multiple inheritance, fungsi virtual, kelas, dan operator overloading. C++ telah mengalami standardisasi ISO/IEC pada tahun 1998, 2003, dan 2011. C++ didukung kelas dan pustaka fungsi yang cukup melimpah.
Bagaimana Fungsi dan Cara Kerja JavaScript?
Fungsi
Pada awal perkembangannya, JavaScript berfungsi sebagai pemroses interaksi antara situs web dengan pengguna tanpa harus menunggu proses di server web. Sebelum JavaScript dibuat, semua interaksi memang harus diolah oleh server web terlebih dahulu.
Contoh dari proses JavaScript adalah ketika kita mengisi formulir pendaftaran pada situs web. Setelah mengeklik tombol "submit", situs web akan memeriksa kelengkapan formulir yang diisi oleh pengguna. Apabila belum lengkap, akan muncul pesan bahwa ada kolom yang belum diisi. Berkat JavaScript, halaman web tidak perlu dimuat ulang.
Selain untuk validasi formulir, JavaScript juga digunakan untuk menciptakan animasi. Elemen animasi seperti gim, fitur obrolan, dan widget dapat dibuat dengan bahasa pemrograman tersebut. Namun, karena bersifat sisi klien, penggunalah yang mengendalikan JavaScript sepenuhnya. Terlebih, banyak peramban yang menyediakan fitur penonaktifan atau pengubahan kode JavaScript.
Cara Kerja
JavaScript bukanlah sebuah bahasa pemrograman yang terkompilasi. Artinya, kode JavaScript dapat langsung diterjemahkan dan dijalankan oleh peramban tanpa bantuan kompilator. Saat ini, hampir semua peramban sudah memberikan dukungan pengolahan JavaScript.
Biasanya, JavaScript ditulis dalam dokumen HTML ataupun pada berkas terpisah yang nantinya akan dihubungkan ke dokumen HTML. Penulisan kode langsung dalam dokumen HTML ditandai dengan label <head><<head> atau label <body><body>. Caranya, masukkan <script type=”text/javascript> Kode JavaScript </script>. Sementara itu, apabila ingin memakai berkas terpisah, Anda tinggal menambahkan label <script type=”text/javascript” src=”filejavascript.js”></script>.
Cara Penulisan Tag JavaScript
Terdapat tiga cara dalam menulis label JavaScript, yakni:
- Menuliskan label dengan awalan <script language=”javascript” > dan akhiran </script>. Atribut tersebut dimaksudkan untuk menentukan versi dari JavaScript yang Anda pakai. Misalnya, <script language=”javascript2.1”> menunjukkan bahwa versi JavaScript yang digunakan adalah versi 2.1.
- Menuliskan label dengan awalan <script language=”javascript” type=”text/javascript” > dan akhiran </script>. Cara penulisan tersebut merupakan gabungan dari penulisan baru dan lama. Selain itu, cara seperti ini juga mengantisipasi pengunjung halaman web yang masih menggunakan peramban dengan dukungan JavaScript, tetapi tidak memiliki dukungan HTML.
- Menuliskan label yang diawali dengan <script type=”text/javascript” > dan berakhir dengan </script>. Atribut ini dapat memberi info kepada peramban bahwa program skrip yang ada dalam label merupakan JavaScript berformat teks.
Contoh Program yang Menggunakan JavaScript
1. Program JavaScript dalam HTML
Anda bisa membuat file JavaScript berformat ".js" berisi kode memakai editor teks. Simpan kode tersebut dengan nama berkas sesuai keinginan. Selanjutnya, Anda dapat membuat berkas berformat ".html" dan menyimpannya. Salin skrip dari berkas JavaScript sebelumnya dan tempelkan di antara label <head></head>.
2. Program kalkulator JavaScript
Anda dapat membuat program kalkulator di halaman web dengan JavaScript. Tiga berkas utama yang dibutuhkan adalah JavaScript, CSS, dan HTML. Selain itu, gunakan editor teks untuk menuliskan kode-kodenya.
Pertama, buatlah berkas berformat ".css" dengan memasukkan elemen-elemen seperti warna, gaya tulisan, ukuran, gaya teks, atau bingkai. Berikutnya, buat berkas JavaScript dengan memasukkan kode-kode fungsi perhitungan. Terakhir, buatlah berkas HTML yang berisi kode berupa pengaturan posisi tombol. Anda dapat melihat hasil akhir dengan membuka fail HTML di peramban web.
Keunggulan JavaScript
1. Mudah dipelajari
Butuh banyak waktu untuk memahami bahasa pemrograman. Oleh karena itu, banyak orang mencari bahasa pemrograman yang mudah untuk dipelajari. JavaScript adalah bahasa yang paling banyak dipilih dan dipakai oleh pengembang web karena kesederhanaannya. Selain itu, jika Anda bekerja dalam mobile app development dan software development, JavaScript sangat diperlukan untuk mengurus tampilan. Siswa yang menempuh pendidikan teknik pun harus bisa menguasai JavaScript.
Saat ini, sangat mudah menemukan sumber pembelajaran terkait bahasa pemrograman tersebut. Anda dapat mencari referensi di perpustakaan, toko buku, atau internet. Tidak hanya tersedia dalam bentuk teks, pelajaran tentang JavaScript tersedia dalam bentuk suara, gambar, maupun video. Anda juga dapat bertanya-tanya lebih jauh pada IT consultant profesional di software house tepercaya, seperti SoftwareSeni.
2. Sangat ringan dan kecil
Kelebihan kedua dari JavaScript adalah hanya membutuhkan sedikit sumber memori alias ringan. Bahasa pemrograman ini memang diciptakan menjadi sangat ringan karena seluruh proses yang berjalan di halaman akan diakses oleh sisi klien. Server hanya perlu mengolah permintaan HTTP. Selain itu, penggunaan JavaScript juga memudahkan dan mempercepat proses dalam peramban.
3. Bisa dikolaborasikan dengan bahasa pemrograman lain
JavaScript bisa dikolaborasikan dengan berbagai bahasa pemrograman berbeda. Faktor ini sangat memudahkan pekerjaan pengembang web sehingga proses lebih cepat selesai. Contoh bahasa yang dapat digabungkan dengan JavaScript adalah PHP. JavaScript dapat menjalankan fungsi yang tidak bisa diproses oleh bahasa skrip PHP.
4. Dinamis
JavaScript merupakan bahasa pemrograman yang dinamis. Artinya, Anda dapat mengembangkan perangkat lunak, aplikasi, maupun web secara fleksibel menggunakan bahasa pemrograman ini. Selain itu, penambahan fitur dan proses pemasangan JavaScript sangat mudah dilakukan.
5. Mempermudah pengembangan
Suatu aplikasi atau perangkat lunak yang mengadopsi JavaScript jadi lebih mudah dikembangkan. Pembaruan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan pengembangan berdasarkan teknologi saat ini dapat dilakukan dengan praktis.
6. Dapat dijalankan pada beragam platform
Bahasa pemrograman yang hanya bisa dipakai pada satu platform tentunya kurang berguna. Pasalnya, di masa modern ini, sudah hadir berbagai jenis sistem operasi. Sebut saja yang terkenal, yakni Windows, Linux, dan Android. Nah, JavaScript menjadi andalan karena dapat dioperasikan di dalam beragam platform. Belum lagi, bahasa pemrograman ini dapat digunakan pada perangkat atau gawai yang tidak mempunyai sistem operasi.
7. Tidak memerlukan kompilator
Kompilator merupakan program yang berfungsi sebagai penerjemah bahasa pemrograman dalam komputer. Anda tidak memerlukannya jika menggunakan JavaScript. Pasalnya, peramban web sudah bisa menginterpretasikan JavaScript melalui HTML.
8. Pencarian dan perbaikan error yang mudah
Ketika mengembangkan web app, mobile app, atau PWA, kesalahan dalam menulis bahasa pemrograman tidak dapat dihindari. JavaScript termasuk bahasa yang sederhana sehingga mudah untuk mencari penyebab erornya. Tak hanya itu, memperbaiki eror pada JavaScript juga sangat praktis.
9. Efisien
Tidak perlu repot-repot mengerjakan segala sesuatu secara manual. JavaScript dapat dipakai untuk validasi input. Jadi, Anda pun dapat mengecek data secara otomatis.
10. Mempercantik tampilan
Saat berjumpa dengan tampilan statis, tentunya akan membuat Anda jemu. Tampilan menjadi faktor penting yang membuat pengguna nyaman, baik saat berkunjung ke sebuah halaman web, mengakses aplikasi, maupun mengoperasikan perangkat lunak. JavaScript akan membantu membuat tampilan antarmuka jadi lebih menarik.
Bagaimana? Apakah Anda tertarik untuk membuat web app menggunakan JavaScript? JavaScript adalah bahasa pemrograman simpel yang mampu meningkatkan kualitas dan performa situs web, aplikasi, maupun perangkat lunak. Maka dari itu, sayang sekali jika sampai Anda melewatkan kesempatan untuk memahaminya secara mendalam.
Nah, sekian dahulu artikel kali ini. Semoga bisa memberikan manfaat dan memperluas wawasan tentang dunia website, mobile app, & PWA, ya!