Fakta mengenai pelaku bisnis online yang semakin bertambah setiap tahunnya, tidak membuat peluang bisnis online berkurang. Kok bisa? Tahun 2005 menjadi tahun kebangkitan internet serta bisnis berbasis internet. Hingga tahun 2018, pertumbuhan pengguna internet meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 2005 dan masih terus bertambah setiap harinya. Ini mengindikasikan bahwa ada pertumbuhan pasar yang cukup signifikan setiap tahunnya di internet.
Pertumbuhan pasar di internet ini menjadi peluang baru bagi bisnis online. Pastinya, peluang untuk menciptakan dan mengembangkan produk atau layanan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pengguna internet. Masalahnya, banyak pelaku bisnis online yang gagal hanya dalam kurun waktu satu bulan bisnis mereka berjalan. Padahal, potensi pasar di internet itu tidak terbatas. Akibatnya, hanya kurang dari 10 % pelaku bisnis online yang selamat dan bisa menghasilkan keuntungan. Sisanya, mereka harus gulung tikar dan memulai bisnis mereka dari nol.
Perkembangan Bisnis Online di Indonesia
Namun, sebelum mengupas tuntas fenomena maraknya bisnis online gagal. Serta menjabarkan peluang bisnis online apa saja yang akan berkembang sepanjang tahun 2019 dan 2020. Tidaklah rugi untuk membahas sedikit mengenai perkembangan bisnis online, khususnya di Indonesia.
Yuk simak nostalgia internet di bawah.
Apakah kalian familiar dengan portal Kaskus? Anak-anak yang lahir pada tahun 90an pasti tidak asing dengan Kaskus. Kaskus merupakan tempat bagi orang-orang untuk bertanya, berbagi cerita dan pengalaman, hingga jual beli. Bisa dikatakan sebagai sosial medianya Indonesia.
Pernah dengar istilah rekber (rekening bersama)? Anak-anak Kaskus lama pasti senyum-senyum dengar istilah itu. Ya, jauh sebelum platform e-commerce modern seperti lazada, shopee, tokopedia dan lainnya, Kaskus sudah memberikan tempat bagi orang-orang yang ingin menjual barang baru maupun bekas. Ketika masih banyak orang yang ragu untuk melakukan jual beli barang melalui internet, Kaskus berani menyediakan tempat jual beli online sederhana. Memang banyak kontroversi pada saat itu. Penipuan dan barang palsu menjadi bumbu merica dalam perjalanan Kaskus.
Namun, kesaktian kaskus bukan sampai disitu saja. Ada beberapa film yang diangkat dari cerita menarik pengguna Kaskus. Pada zamannya, Kaskus sudah seperti Super App. Semua hal bisa kamu temukan di sana. Tetapi, citranya kini semakin memudar. Apa yang salah? Tulis komentar di bawah ya, kira-kira apa yang salah dari Kaskus?
Selain Kaskus, ada yang masih ingat tokobagus.com? Sekarang namanya sudah menjadi OLX. Berdiri sejak tahun 2005, kiprah OLX di Indonesia cenderung stabil. Memang, pada awalnya perjalanan tokobagus.com tidaklah mudah. Kini, ketika pengguna internet di Indonesia ingin menjual atau membeli barang-barang bekas, OLX bukanlah menjadi pilihan yang salah.
Peluang Bisnis Online 2019-2020
Nostalgia di atas hanya sebutir debu kisah perkembangan bisnis online di Indonesia. Bisnis online lebih luas cangkupannya. Mungkin ada banyak bisnis online ada di Indonesia yang bahkan tidak kalian ketahui. Yuk, simak beberapa bisnis online di bawah yang tidak populer tapi tidak kalah menguntungkannya untuk menjadi pundi-pundi emas kalian.
1. Professional Affiliate Marketer
Yang pertama adalah menjadi affiliate marketer. Affiliate marketing merupakan bisnis online yang kini semakin hangat sejak kemunculan e-commerce dan berbagai produk digital. Dan tentunya, tidak banyak orang yang tahu atau menekuni bidang ini dengan sungguh-sungguh.
Banyak yang percaya, dengan menekuni bidang ini, hasil yang didapatkan tidaklah sedikit. Memang membutuhkan proses yang tidak sebentar. Tetapi, ketika sudah masanya panen, penghasilan yang didapat dapat digolongkan sebagai passive income. Masa sih? Ya, jika segmentasi pasar dan pengguna yang disasar tepat, sekalipun anda tertidur, aliran dana dari affiliate marketing akan terus mengucur deras. Pat Flynn, seorang affiliate marketer terbesar saat ini, menghasilkan kurang lebih 450 juta rupiah tiap bulannya. Jumlah yang fantastis bukan?
Lalu apa sih “affiliate marketing” itu?
Affiliate marketing merupakan salah satu strategi pemasaran perusahaan untuk mendapatkan cangkupan customer yang lebih luas. Caranya yaitu dengan memberikan komisi atau bagi hasil dari setiap produk yang dibeli melalui afiliasi mereka. Menurut Pat Flynn, affiliate marketing atau pemasaran afiliasi dalam bahasa Indonesia adalah proses mendapatkan komisi dengan mempromosikan produk yang kita sukai ke orang lain.
Kalau begitu, apa bedanya dengan “influencer”?
Affiliate marketer bisa juga disebut influencer tapi memiliki pasar yang niche. Tapi, tidak semua influencer adalah affiliate marketer. Bahkan ada banyak affiliate marketer bekerja sama dengan influencer untuk mendapatkan customer lebih banyak.
Bagaimana cara nya agar bisa menjadi affiliate marketer?
Ada beberapa hal yang perlu diketahui agar bisa menjadi affiliate marketer yang handal. Simak penjelasan berikut:
Sebelum memulai perjalanan sebagai affiliate marketer, penting rasanya untuk mengetahui siapa saja yang akan terlibat dalam perjalanan ini.
Ada tiga pihak yang terlibat dalam bisnis ini:
- Yang pertama yaitu the merchant / vendor. The merchant / vendor ini lah yang akan memberikan komisi bagi affiliate marketer. Mereka adalah pemilik produk, brand, atau bahkan retailer.
- Kedua adalah afiliator. Afiliator adalah seseorang atau pihak yang menjalankan usaha affiliate marketing atau bisa juga disebut affiliate marketer. Afiliator ini yang akan menerima komisi penjualan dari setiap produk.
- Yang terakhir yaitu konsumer. Konsumer lah yang akan memberikan pendapatan kepada merchant dengan membeli produk melalui affiliate marketer.
Menurut Pat Flynn, ada tiga jenis affiliate marketing program yang perlu dicermati.
Hal ini tentunya untuk mengukur untung rugi yang bisa dipertimbangkan untuk memilih dan memulai menjadi afiliator.
- Unattached affiliate marketing menjadi yang pertama untuk dibahas.
Affiliate marketing jenis ini menggunakan metode Pay-Per-Click (PPC). Caranya, mereka hanya perlu melekakan link affiliate pada Google Adwords, Facebook ads, dll.
Namun, affiliate marketing jenis ini memerlukan kemampuan teknik Google Adwords, dan Facebook ads, yang tepat. Mempelajari SEO, keywords, dan search term menjadi hal krusial. Meskipun demikian, banyak orang yang merasa nyaman dan lebih memilih affiliate marketing jenis unattached ini. Salah satu alasannya yaitu, para afiliator tidak harus membangun koneksi atau hubungan dengan consumer. Para afiliator hanya perlu membuat iklan dan menunggu dengan harap-harap cemas ada orang yang akan membeli produk melalui iklan yang mereka buat.
Pada unattached affiliate marketing ini, afiliator tidak memiliki tanggung jawab secara personal mengenai produk yang mereka iklankan. Itu karena baik dari pihak konsumer dan afiliator saling tidak mengenali satu sama lain. Tetapi, ada resiko secara finansial yang perlu dipertimbangkan. Karena platform yang digunakan untuk untuk beriklan merupakan platform berbayar, jadi ada biaya yang perlu disiapkan. Oleh karena itu, ada kemungkinan modal atau biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan komisi yang didapatkan. Bukan untung, malah defisit.
Disamping kerugian tadi, ada banyak orang yang memilih affiliate marketing jenis ini karena mereka dapat menjangkau potensial consumer yang lebih luas. Para afiliator melihat ini sebagai peluang pasar yang bisa mereka gunakan untuk meraup keuntungan. Contoh gampangnya, jika kalian mencari sesuatu di google search dan ada iklan dari Tokopedia dll, bisa jadi itu adalah iklan yang dibuat oleh afiliator.
- Jenis yang kedua adalah Related Affiliate Marketing.
Affiliate marketing jenis ini tidak mengharuskan afiliator menggunakan produk dari merchant. Tetapi, afiliator memiliki hubungan atau mengenal seseorang di balik produk yang diafiliasikan. Dengan hal tersebut, affiliate marketer dapat memberikan dukungan berupa promosi produk melalui affiliate link.Pusing dengan penjelasannya?
Jadi gini, misalnya kamu kenal dengan salah satu penjual produk pemutih wajah di bukalapak. Nah, kamu pengen bantu penjualan dia. Caranya, kamu pakai link affiliate produk pemutih dari lapak penjual yang kamu kenal di platform kamu. Selain kamu dapat komisi dari penjualan mereka, kamu juga turut membantu meningkatkan penjualan produk pemutih wajah mereka.
Sebenarnya, cara affiliate marketing jenis ini tidak terlalu baik bagi affiliate marketer itu sendiri. Jika afiliator mempromosikan produk yang buruk bagi konsumer, bisa jadi kepercayaan konsumer terhadap kredibilitas afiliator tersebut hilang. Misalnya, kamu punya teman yang menjual produk pemutih wajah secara instan di Amazon. Masalahnya, produk tersebut belum memiliki sertifikat dari BPOM yang beresiko membahayakan konsumen. Namun, karena kedekatan kamu dan temanmu itu, kamu memilih produk temanmu untuk di afiliasikan pada media sosial atau websitemu. Ternyata, produk itu membuat kulit beberapa konsumer iritasi. Hasilnya, kepercayaan konsumer pada produk yang kamu promosikan akan berkurang bahkan hilang.
- Yang terakhir adalah Involved Affiliate Marketing.
Affiliate marketing jenis ini menuntut affiliate marketer untuk mencoba dan memberikan ulasan produk secara jujur. Kepercayaan dari konsumer menjadi kunci kesuksesan bagi affiliate marketer. Ketika konsumer merasa puas dengan produk yang dibeli, terutama produk yang sifatnya berlangganan, affiliate marketer tersebut akan memiliki pendapatan terus menerus selama konsumer berlangganan produk tersebut. Misalnya, ketika ada konsumer yang memulai berlangganan dari affiliate link yang kamu promosikan, maka selama konsumer itu membayar langganan, kamu pun akan mendapat komisi setiap bulannya. Kelihatannya menyenangkan bukan?
Tetapi, untuk membangun kepercayaan konsumer tidaklah sebentar. Waktu itu lah yang menjadi pertimbangan bagi banyak orang untuk enggan memakai affiliate marketing jenis ini. Meskipun demikian, affiliate marketing jenis ini akan sangat membantu konsumer dalam menentukan pilihan mereka dalam membeli sebuah produk.
Tapi, bagaimana cara menjadi Affiliate Marketer?Yuk simak mekanisme di bawah ini.
Pertama, setelah memilih jenis affiliate marketing yang sesuai. Pilih lah pasar yang narrow dan spesifik atau sering disebut niche. Target pasar inilah yang akan membantu kamu mendapatkan komisi. Kalau salah memilih segmentasi pasar, ada kemungkinan tidak mendapatkan hasil yang sesuai. Coba lihat saja Ria Ricis. Dengan konten “squishy” nya, Ria Ricis kini memiliki pendapatan yang tidak sedikit. Fokus pada pasar niche yang disenangi adalah kuncinya. Memang tidak mudah untuk menemukan pasar niche yang tepat. Tapi, bukan tidak mungkin kamu bisa menjadi sebesar Ria Ricis.
Persiapkan channel yang ingin dipakai untuk mempromosikan affiliate link produk kamu. Misalnya kamu suka menulis, buat lah blog sebagai perantaranya. Tulislah produk-produk yang membantu produktivitas mu, atau mungkin cerita singkat pengalaman setelah menggunakan beberapa produk. Atau jika kamu menyukai photography, Instagram adalah tempat yang cocok untuk kamu. Dan masih banyak channel atau website yang lainnya.
Kira-kira, perusahaan mana saja ya, yang menyediakan program affiliate marketing ?
Kamu suka travelling? Bagi cerita serumu, atau posting foto bahagiamu dan dibayar! Bukan mimpi!
- Agoda punya program affiliate marketing. Mereka bahkan berani untuk memberikan komisi hingga sebesar 7% dari setiap pembelian di Agoda melalui affiliate link.
Atau kamu suka berbelanja online?
- Lazada
- dan Bukalapak
dan masih banyak lainnya. Mereka juga memiliki program affiliate marketing dengan prosedur mereka sendiri.
Jadi, setelah tahu jenis-jenis affiliate marketing, kira-kira affiliate marketing mana yang akan kamu pakai? Tertarik untuk mencoba?Tulis jawabanmu di kolom komentar ya!
2. E-Learning Gurus
Apakah kalian familiar dengan Zenius, Ruangguru, atau bahkan Udemy? Mereka adalah contoh suksesor platform E-Learning. Tapi, sebenarnya apa yang dimaksud dengan “E-learning” ? E-learning merupakan metode pembelajaran baru yang memanfaatkan teknologi dalam proses transfer knowledge. Ada pula, Online E-learning, yang memanfaatkan teknologi internet sebagai medium nya. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, istilah online E-learning sudah jarang digunakan karena sebagian besar E-learning sudah melibatkan internet sebagai mediumnya.
Penasaran dengan potensi bisnis E-learning?
Menurut Global Market Insight, Pasar E-learning pada tahun 2018 menyentuh angka 190 Miliar US Dollar dan akan terus bertumbuh hingga 7% pada tahun 2025. Bukanlah angka yang sedikit, bukan?
Sebelum menyelam lebih dalam ke dalam bisnis E-learning.
Perlu diketahui bahwa ada tiga pihak yang terlibat dalam bisnis ini.
Yang pertama, adalah penyedia platform. Ruangguru, Zenius, atau Udemy merupakan sedikit contoh dari penyedia platform. Tapi, ketahuilah, masih banyak peluang untuk masuk menjadi salah satu pemilik platform E-learning. Alasannya? Ada 7,5 miliar penduduk yang membutuhkan ilmu pengetahuan matematika hingga memasak. Dan ada sekitar 3,9 miliar jumlah pengguna internet dan masih akan terus bertambah. Potensi industri ini tidak main-main. Memiliki modal, tapi tidak punya keahlian yang memadai? Kini banyak perusahaan yang menyediakan jasa pembuatan website, software, dan aplikasi. Yang diperlukan adalah ide unik dan target market yang jelas. Kira-kira, apakah penyedia layanan edukasi di Indonesia seperti Neutron, Ganesha Operation dan lainnya akan terjun ke industri E-learning? Karena jika dilihat dari segi SDM, bukan lah tidak mungkin mereka memiliki platform pembelajaran berbasis online. Akan menarik untuk disimak jika pemain lama pada layanan edukasi terjun ke industri E-learning ini.
Yang kedua yaitu pengisi konten E-learning. Ketika sebuah platform E-learning memiliki target pasar yang jelas, konten yang diberikan harus memenuhi kebutuhan target. Misalnya saja, jika target adalah orang yang tertarik untuk mendalami desain grafis, akan lucu jika konten yang ditawarkan berupa cara membuat nasi goreng. Selain itu, memiliki pengisi konten atau yang sering juga disebut E-learning guru yang kredibel menjadi faktor krusial dalam perjalanan bisnis platform E-learning itu sendiri. Oleh sebab itu, perlunya kemampuan berkomunikasi yang baik serta informatif menjadi nilai tambah E-learning guru itu sendiri.
Apakah anda tertarik menjadi E-learning guru? Jika kalian memiliki kemampuan unik seperti membuat kerajinan, bermain saham, atau mahir dalam bidang komputer, manfaatkan E-learning sebagai sarana mengisi dompet kalian. Apalagi kalau E-learning guru memiliki citra baik serta mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Selain platform E-learning tersebut semakin ramai pengguna, E-learning guru itu pun akan mendapatkan cukup banyak komisi dari konten yang ia buat. Udemy, merupakan salah satu platform E-learning yang menyediakan fitur menarik bagi talent yang berminat menjadi E-learning guru. Mereka akan memberikan komisi dari konten-konten talent. Bisa dibilang, selama ada peminat yang memakai konten E-learning guru, komisi akan terus mengalir. Ini layaknya sebuah passive income.
Pihak terakhir yang terlibat pada platform E-learning yaitu konsumen atau pengguna. Konsumen ini lah yang akan menggunakan dan memberikan trafik dan profit bagi platform E-learning. Mereka adalah orang-orang yang ingin belajar untuk mempertajam skill mereka pada suatu bidang. Bayangkan ada berapa banyak bidang yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan 7,5 miliar manusia. Ya, memang tidak semua menggunakan internet. Tetapi, angka 3,9 miliar pengguna internet pada tahun 2019 juga bukanlah angka yang sedikit.
Berdasarkan analisis dari Rohan Thakare dari E-learning Industry, ada 8 metode yang bisa diimplementasikan di Tahun 2019 hingga 2020.E-learning
- Program online mentorship menjadi yang pertama. Dengan metode ini, konsumen atau murid dari platform E-learning mendapatkan satu mentor untuk memberi fasilitas pembelajaran seperti live chat untuk konsultasi, webinar sebagai sarana pembelajaran, dan live video sebagai sarana berdiskusi. Terlihat intuitif, bukan? Tapi ada masalah dari system E-learning ini. Mentor atau E-learning guru harus memiliki banyak waktu untuk memenuhi kebutuhan murid mereka. Masalahnya tidak semua talent menjadikan E-learning guru sebagai profesi mereka. Mungkin mereka adalah tenaga ahli dari perusahaan lain yang ingin berbagi ilmu melalui platform E-learning. Mencari mentor yang berintegritas ini lah yang menjadi tantangan platform E-learning yang menggunakan metode ini.
- Yang kedua adalah Adaptive Learning. Sejak teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mulai dikembangkan, platform E-learning mulai menggunakan adaptive learning dalam proses transfer knowledge mereka. Kalian pasti sudah tahu bahwa setiap manusia diciptakan dengan berbeda-beda. Ada yang memiliki daya serap tinggi, ada pula yang membutuhkan waktu lebih untuk mendalami suatu subjek. Nah, di sini teknologi AI ini bekerja. Kecerdasan buatan akan membaca perilaku dari konsumen atau murid dalam menggunakan platform E-learning tersebut. Misalnya, menentukan tingkat kesulitan sebuah pelajaran dari nilai kuis murid. Jika murid mendapatkan nilai yang dianggap memiliki daya serap yang cepat dan bisa mengikuti pelajaran selanjutnya. Namun, jika nilai yang didapat kurang memenuhi kriteria, maka murid tersebut masih bisa melanjutkan pembelajaran dengan metode yang disesuaikan dengan daya tangkap anak tersebut.
- Ketiga, mengadaptasi BYOD (Bring your own device). Metode ini dimaksudkan untuk mempermudah akses E-learning dimanapun dan kapanpun. Murid akan memiliki fleksibilitas untuk belajar. Bayangkan jika E-learning tidak dioptimalkan dengan tablet atau handphone. Murid akan direpotkan untuk selalu membawa laptop kemanapun agar bisa mengakses E-learning tersebut. Selain itu, kenyamanan murid dalam menggunakan fitur E-learning akan meningkat karena mereka sudah terbiasa dengan perangkat yang mereka gunakan untuk mengakses E-learning. Tetapi, ada sisi buruk dari penerapan metode ini. Salah satunya yaitu kurangnya konsentrasi murid dalam pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan ada kemungkinan fitur-fitur dalam handphone atau tablet yang mereka pakai mengganggu pembelajaran dengan notifikasi-notifikasi.
- Mengintegrasikan E-learning berbasis Website dan dedicated mobile apps bukan lah hal buruk. Dedicated mobile apps menjadi metode berikutnya. Menurut data Statista, jumlah pengguna ponsel pintar atau smartphone di seluruh dunia mencapai angka 2,7 miliar pada tahun 2019 dan diprediksi menyentuh angka 2,8 miliar pengguna pada tahun berikutnya. Dari data tersebut, menjadikan ponsel pintar atau smartphone sebagai media pembelajaran merupakan pilihan yang tepat.
- Seperti yang sudah disampaikan di atas bahwa manusia diciptakan berbeda-beda. Selain perbedaan daya serap terhadap hal baru, cara belajar masing-masing orang juga berbeda. Salah satu metode yang bisa diaplikasikan yaitu Self-directed learning. Metode ini memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada murid. Mereka lah yang mengatur jadwal belajar, memilih materi yang mereka inginkan kapanpun dan dimanapun. Namun, metode ini akan buruk jika target pasar dari platform E-learning bukanlah tipe orang yang tahu apa kebutuhan dan keinginan mereka.
- Yang keenam adalah Blended Learning. Metode ini cocok diaplikasikan jika target pasar belum terbiasa dengan metode pembelajaran melalui online digital media. Kombinasi antara model belajar kelas tradisional dengan online digital media menjadi alternatif untuk melakukan proses transfer knowledge. Misalnya, menggunakan video yang memiliki suasana ruangan kelas dengan guru yang sedang mengajar. Murid bisa merasakan turut hadir di dalam kelas meskipun melalui online digital media.
- Masih berhubungan dengan kecerdasan buatan (AI), metode selanjutnya menggunakan Big Data untuk menganalisis pembelajaran. Fitur yang diimplementasikan hampir sama seperti metode Adaptive learning. Yang berbeda yaitu metode ini menggunakan data yang diproses satu level lebih tinggi dari adaptive learning untuk mengetahui hasil proses pembelajaran secara keseluruhan. Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan, analisa proses pembelajaran semakin akurat dan cepat. Namun, untuk dapat menggunakan metode ini dengan baik, perlu memperdalam lagi mekanisme pengelolaan big data ini.
- Yang terakhir adalah metode Webinars. Mungkin sebagian dari kalian tidak asing dengan istilah ini, bukan? Webinar merupakan seminar berbasis web. Ini dilakukan untuk dapat merangkul lebih banyak audience serta dapat berinteraksi secara langsung dengan biaya yang murah. Biasanya metode ini dipakai untuk workshop, conference, maupun presentasi.
Dari 8 metode di atas, kira-kira metode mana saja yang baik untuk diadaptasi?
Yang jelas, untuk mengembangkan platform E-learning, kalian bisa mengkombinasikan beberapa metode di atas. Yang jelas fokuskan diri pada pengembangan bisnis. Mulai dari menentukan target pasar yang tepat, strategi pemasaran yang efisien, dan bisa menarik banyak talent berkualitas untuk bergabung. Untuk masalah pembuatan platform, ada Software House yang menyediakan jasa pembuatan website, software hingga mobile app dengan kualitas yang baik.
Setelah membaca penjelasan di atas, kira-kira E-learning seperti apa ya yang sesuai untuk target pasar kamu?
Kesimpulan
Ya, affiliate marketer dan E-learning guru merupakan peluang bisnis online yang potensial di tahun 2019 hingga 2020. Ditambah masih sedikit orang yang tahu akan peluang ini, menjadikan pilihan bisnis di atas termasuk dalam peluang bisnis yang menjanjikan. Memang, tidak ada bisnis yang mudah. Namun, jika dapat menentukan target pasar dengan tepat, bukan tidak mungkin pundi-pundi emas akan menemuimu. Ketika memilih untuk terjun pada bisnis E-learning, pilihlah wilayah yang ingin kalian tekuni, bagian pengembangan bisnis atau pengembangan produk. Fokus terhadap pengembangan bisnis merupakan opsi yang baik. Software house yang menyediakan jasa pembuatan website, software dan aplikasi siap membantu memastikan pengembangan produk tidak berhenti.
Tetapi, menekuni dunia affiliate marketing bukanlah ide yang buruk. Pat Flynn sudah membuktikan bahwa menjadi seorang affiliate marketer merupakan bisnis online yang menjanjikan. Pilihlah pasar niche yang sesuai dengan kegemaran mu. Dengan mempertimbangkan baik buruknya, dan melihat potensi dari dalam diri, tidaklah mustahil tahun 2019 menjadi awal kebangkitanmu. Setelah mengetahui peluang bisnis online Tahun 2019 hingga 2020. Mana peluang bisnis online yang akan kamu pilih? Tulis komentarmu di bawah ya!