Apa itu Artificial Intelligence?
Yakin sudah mengenal Artificial Intelligence?
Menurut kamu, apakah iklan-iklan di hp dan TV sudah cukup untuk menjelaskan apa itu Artificial Intelligence?
Tentu saja belum!
Jadi, yuk, simak artikel ini sampai habis! Kamu akan menemukan fakta-fakta yang belum kamu tahu.
Apakah Artificial Intelligence itu merupakan teknologi yang benar-benar baru?
Kenapa tahun 2019 semakin banyak perusahaan yang menjual produk dengan teknologi “Artificial Intelligence”?
Apakah Artificial Intelligence itu benar-benar berguna, atau hanya sekadar “gimmick” marketing saja?
Dan masih banyak list pertanyaan yang mungkin pernah kamu pikirkan tentang teknologi Artificial Intelligence.
Tetapi, apa itu Artificial Intelligence?
Untuk menjelaskan apa itu Artificial Intelligence, ada beberapa hal pemahaman dasar yang perlu kamu tahu.
- Artificial Intelligence itu bukan objek berbentuk fisik, melainkan objek digital.
- Artificial Intelligence itu berkaitan dengan ilmu komputer, bahasa pemrograman untuk lebih spesifik.
- Artificial Intelligence bukanlah hal baru.
Artificial Intelligence dalam bahasa Indonesia sering dikenal dengan kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan merupakan bentuk “action” dari perintah yang dibuat untuk menciptakan kesan “human-like” pada suatu perangkat. Perintah atau command ini datang dari source code yang sudah dibuat oleh programmer menggunakan bahasa pemrograman.
Oleh sebab itu, Artificial Intelligence tidak memiliki wujud fisik. “Action” dari kecerdasan buatan memerlukan perantara dari objek fisik atau perangkat untuk menunjukan “kepintarannya”. Misalnya, teknologi artificial intelligence pada kamera smartphone. Kecerdasan buatan pada kamera smartphone hanya akan bekerja melalui perantara smartphone sebagai objek fisik. Tanpa smartphone, source code yang dibuat mengatasnamakan Artificial Intelligence ini tidak akan bekerja.
Sebenarnya, teknologi Artificial Intelligence bukanlah hal baru. Menurut Rockwell Anyoha, Artificial Intelligence sudah mulai dieksplorasi oleh Alan Turing. Argumen Rockwell bukan tanpa alasan. Buku Alan Turing pada tahun 1950 yang berjudul Computing Machinery and Intelligence, membahas tentang bagaimana menciptakan mesin yang “pintar” dan cara mengevaluasinya.
Loh, tapi kenapa teknologi Artificial Intelligence baru booming akhir-akhir ini?
Ada beberapa alasan pendukung untuk menjawab pertanyaan tersebut.
- Kecepatan internet yang semakin cepat, mudah dan murah
- Kemajuan teknologi Hardware bahkan ada yang “overkill”
Dua alasan di atas bukanlah omong kosong belaka. Bayangkan apa jadinya ketika teknologi Artificial Intelligence diperkenalkan pada saat smartphone masih belum ada, pun jika sudah ada harganya sangat mahal.
Ditambah lagi, dengan kecepatan internet yang masih seperti siput dengan layanan internet seharga berlian? Hmm, mungkin perlu berpikir 1000 kali untuk meminang perangkat dengan title “Artificial Intelligence” tersebut.
Ya, pada saat internet masih menjadi barang langka, dan perangkat teknologi masih seharga berlian, mungkin memang sudah ada beberapa organisasi atau perusahaan besar yang sanggup untuk mengimplementasikan teknologi Artificial Intelligence. Tetapi, belum layak untuk ditawarkan kepada khalayak ramai.
Jika memang dipaksakan, coba saja bayangkan apa jadinya jika teknologi SIRI / Google Assistant diterapkan pada perangkat telepon genggam polyphonic. Atau teknologi kamera pintar pada telepon genggam layar monochrome. Janganlah membayangkan untuk menggunakannya, bahkan untuk melakukan injeksi kode Artificial Intelligence saja, hardware pada masa itu masih belum sanggup.
Karena dirasa perangkat teknologi dengan spesifikasi mumpuni dan internet dengan kecepatan dan kestabilan yang sudah lebih inklusif, maka wajarlah teknologi Artificial Intelligence baru booming.
Singkatnya, Artificial Intelligence merupakan susunan algoritma yang diterjemahkan menggunakan bahasa pemrograman untuk memberikan perintah pada suatu perangkat. Alasan kenapa teknologi Artificial Intelligence baru booming akhir-akhir ini karena perkembangan hardware mumpuni dan layanan pendukung Artificial Intelligence baru bisa diakses oleh banyak orang.
Hubungan Robot dan Artificial Intelligence
Ingat dengan Film Astro boy?
Apakah masa depan akan seperti itu nantinya?
Ada robot dimana-mana. Mulai dari satpam, hingga robot yang menciptakan robot.
Apa yang ada di benakmu?
Keren?
Atau justru menakutkan?
Apa Itu Robot?
Robot merupakan mesin yang didesain dan dibuat untuk melakukan suatu pekerjaan atau lebih dari satu pekerjaan secara cepat dan presisi. Jenis robot juga bermacam-macam. Mulai dari robot sederhana yang hanya bisa melakukan hal repetitive, hingga robot yang dibentuk menyerupai manusia.
Apakah Smartphone Itu Robot?
Ya, sebenarnya robot yang sudah di inject kode pintar dengan konsep artificial intelligence bukan hal baru. Tetapi, orang lebih mengenal “Sophia” sebagai robot humanoid (jenis robot yang menyerupai manusia) dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang sudah mendapatkan kewarganegaraan di Saudi Arabia yang sempat membuat heboh dunia.
Memang, Sophia memiliki kemampuan artificial intelligence yang lebih mutakhir dibandingkan robot-robot lainnya. Tetapi, untuk benar-benar memahami hubungan antara robot / mesin dan artificial intelligence, kamu harus melihat dari robot / mesin artificial intelligence yang paling sederhana / yang paling dekat dengan kamu.
Misalnya, smartphone yang sedang kamu genggam sekarang, atau komputer yang kamu gunakan untuk bekerja. Dari pengertian mengenai robot, kedua perangkat tersebut bisa kita katakan sebagai robot. Pada awal kemunculan smartphone, dimana masih dikenal sebagai PDA.
Dengan kecepatan internet dan dukungan hardware terutama processor (otak robot) pada masa itu, melakukan injeksi kode artificial intelligence yang memiliki tingkat algoritma kompleks untuk memunculkan komando atau perintah pintar masih belum memungkinkan. Untuk memastikan artificial intelligence berjalan dengan baik, perlu bank data untuk menyimpan data yang banyak. Dari data tersebut, processor harus memiliki kecepatan untuk mengambil dan mengolah data menjadi informasi.
Dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat. Kini smartphone dapat menampung data dari kebiasaan pengguna sehari-hari seperti jalan, duduk, bahkan tidur, lalu mengolahnya menjadi informasi yang dirasa bisa membantu pengguna. Misalnya, kamu memiliki hobi lari, sebagai olahraga rutin tiap akhir pekan. Dengan teknologi artificial intelligence nya, kini smartphone bisa memberikan informasi mengenai hardware atau aksesori olahraga yang bisa kamu beli untuk memenuhi hobi berlari mu.
Dari contoh tadi, sebenarnya kode artificial intelligence yang canggih sudah ada dan sudah dalam tahap pengembangan sejak buku Alan Turing pada tahun 1950. Jadi, perkembangan artificial intelligence terjadi beriringan dengan perkembangan hardware. Misalnya, pada zaman dimana kamera ponsel merupakan barang mewah, ponsel dengan fungsi kamera sudah bisa dianggap sebagai ponsel dengan artificial intelligence pada masanya.
Bisa dikatakan pula, artificial intelligence dibutuhkan oleh robot atau mesin agar robot / mesin dapat bekerja / berfungsi. Dan kemutakhiran artificial intelligence dari smartphone terus berkembang seiring dengan kemajuan hardware yang semakin bisa menjalankan kode-kode rumit dengan algoritma yang semakin kompleks. Mulai dari fitur pemindai wajah pada kamera smartphone hingga pemindai iris telah membuktikan teknologi artificial intelligence yang semakin mutakhir.
Kira-kira fitur artificial intelligence apa lagi ya yang akan hadir di kamera ponsel? Kita nantikan saja.
Hubungan Manusia dan Robot Artificial Intelligence
Di bagian hubungan antara robot dan artificial intelligence, ada pembahasan singkat keterkaitan perangkat AI dengan manusia. Pada bagian tersebut, sempat menyinggung bagaimana smartphone kini bisa memberikan saran mengenai perangkat pendukung aktivitas sesuai dengan kebiasaan pengguna sehari-hari. Nah, bagian ini akan menjabarkan lebih detail tentang hal tersebut.
Pada fase awal pengembangan teknologi artificial intelligence di smartphone, interaksi awal yang cukup membuat heboh adalah teknologi autocorrect. Ya, fitur autocorrect itu memiliki fungsi yang hampir sama dengan otak manusia. Coba baca teks ini.
“Jka kmu bsa mbca ini, sprti ini lh fngsi otk yg mnkjubkan.”
Ketika sedang membaca kalimat tersebut, otak melakukan prediksi kata. Begitu juga fitur autocorrect pada smartphone. Kode yang di inject pada smartphone, memunculkan perintah untuk membuat prediksi kata yang benar dari sebuah “typo”.
Biasanya, fitur ini melakukan prediksi berdasarkan bahasa yang digunakan pada smartphone. Namun, dalam perkembangannya, bahkan kini fitur autocorrect dapat memprediksi bahasa yang digunakan tanpa bergantung dengan bahasa yang digunakan pada smartphone.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin mutakhir, kini bahkan voice recognition diprediksi sebagai cara baru manusia berinteraksi dengan robot. SIRI, Google Assistant, Alexa, you name it lah. Mereka merupakan wujud Artificial Intelligence yang memanfaatkan voice recognition sebagai media komunikasi.
Ingat pada awal kemunculan SIRI, banyak orang yang memujinya. Mungkin bahkan kamu dulu bertanya “bagaimana bisa,” smartphone kamu berbicara. Memang, pada awalnya, SIRI memiliki interaksi yang kurang natural. Intonasi dan punctuation yang masih belum natural hingga menyebabkan kesan “buatan.” Tetapi, dengan berkembangnya teknologi serta processor dan hardware pendukung yang semakin canggih, bahkan kini Google Assistant bisa membantu kamu untuk memesan kursi di barbershop.
Tentu kecanggihan yang bisa kamu dapatkan dari robot kecil pintar yang sering disebut “smartphone” itu juga tidak bisa terlepas dari manusia. Manusia lah yang menciptakan algoritma rumit untuk memberikan perintah / komando kepada smartphone untuk bekerja. Ada manusia dibalik itu semua.
Yang membuat artificial intelligence bisa sehebat sekarang dan akan terus mengalami perkembangan merupakan hasil buah pikir seseorang. Ide, ya berawal dari situ lah yang menjadikan robot pintar bukan hanya sekadar angan-angan.
Siapa sih yang akan berpikir fitur autocorrect akan sangat berguna?
Atau mungkin, bagaimana bisa voice assistant yang sudah menjelma menjadi asisten pribadi?
Lalu bagaimana dengan pekerjaan editor, jika autocorrect sudah bisa memperbaiki typo?
Atau bagaimana dengan pekerjaan asisten pribadi jika smartphone sudah bisa dianggap sebagai asisten?
Mungkin masalah yang akan muncul dari kemajuan teknologi Artificial Intelligence adalah lapangan pekerjaan yang berkurang. Robot mengambil alih dunia.
Begitu?
Masa sih?
Yuk simak bagian di bawah ini untuk tahu kelanjutan ceritanya.
Dampak Robot Artificial Intelligence Terhadap Bisnis
Benarkah banyak orang yang dirumahkan karena pekerjaan mereka diambil alih robot artificial intelligence?
Lihat data-data dibawah ini.
Angka Pengangguran di Indonesia Periode 2010 - 2018 (Dalam Juta)
Data di atas merupakan data dari Badan Pusat Statistik. Dapat dilihat bahwa data pada tahun 2018 belum menunjukan ada tanda-tanda peningkatan jumlah orang yang menganggur. Justru sebaliknya, penyerapan tenaga kerja malah menunjukan grafik yang positif. Meskipun pada tahun 2015 mengalami peningkatan angka menganggur, namun pada tahun 2016 sampai 2018 terjadi penurunan yang cukup signifikan pada kolom menganggur.
Ada dua kemungkinan penyebab terjadinya peningkatan jumlah orang yang bekerja pada tahun 2018.
- Berkembangnya teknologi robot Artificial Intelligence menciptakan jenis lapangan kerja baru.
- Banyak pekerjaan yang masih belum sepenuhnya bisa bergantung pada robot artificial intelligence.
Yuk, jabarkan satu per satu!
Berkembangnya teknologi robot Artificial Intelligence menciptakan jenis lapangan kerja baru.
Perkembangan teknologi Artificial Intelligence belum menunjukan tanda-tanda bahwa robot akan menginvasi dunia. Setidaknya dalam dunia kerja di Indonesia. Teknologi Artificial Intelligence bahkan sudah berada di genggaman tangan. Tetapi, ada fenomena yang menunjukan bahwa peran manusia dalam dunia kerja di Indonesia masih sangat tinggi. Hal baik, bukan?
Ketakutan akan “dunia astro boy yang menjadi nyata” setidaknya sedikit terobati dengan fakta ini. Fenomena dimana teknologi artificial intelligence mengalami perkembangan yang cukup pesat, ternyata justru sebanding dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang semakin banyak, di Indonesia.
Terciptanya jenis pekerjaan baru disinyalir sebagai dampak positif dari perkembangan teknologi artificial intelligence. Bagaimana tidak? Sekarang banyak bidang yang diberi embel-embel intelligence. Mulai dari business intelligence, marketing intelligence, dan masih banyak lagi. Bahkan dari segi bisnis, teknologi artificial intelligence juga menciptakan pola bisnis, jenis bisnis yang semakin beragam.
Dari segi teknologi, peningkatan minat akan kemudahan yang ditawarkan oleh artificial intelligence menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak lagi bagi para developer, programmer, dan software engineer.
Kenapa? Karena ide!
Sepintar-pintarnya robot, kreativitas dan ide-ide unik yang diciptakan tidak bisa menyaingi bagaimana otak manusia bekerja atau berpikir. Setidaknya hingga pada saat artikel ini dibuat.
Bahkan, dari jika dilihat dari segi operasional bisnis, mulai dari akuntansi, talent management, hingga bagian marketing, komputer yang memiliki sistem aplikasi pintar ternyata hanya sebagai pendukung produktivitas ketika bekerja. Belum sepenuhnya digantikan oleh robot. Setidaknya hingga saat ini.
Banyak pekerjaan yang masih belum sepenuhnya bisa bergantung pada robot artificial intelligence.
Robot-robot yang dibuat dengan sensor-sensor hebat nyatanya masih belum bisa mencentang semua tugas untuk sepenuhnya mengganti manusia. Meskipun robot sudah secara masif diterapkan pada industri manufaktur, tapi kembali lagi, lagi-lagi masih belum bisa secara masif menghapus peran manusia dari proses manufaktur.
Mungkin kamu pernah mendengar otomatisasi proses atau process automation?
Sebenarnya ini merupakan proses intervensi sistem komputer atau robot untuk menyelesaikan proses repetitive. Sehingga, work in process (WIP) akan semakin efisien. Meskipun demikian, jika terjadi error pada sistem, robot pintar masih membutuhkan tangan manusia untuk memberi perawatan. Self-healing sistem masih sangat langka. Setidaknya hingga saat artikel ini dibuat.
Maka dari itu, komputer atau robot dengan teknologi artificial intelligence hanyalah perpanjangan tangan dari manusia itu sendiri. Sehingga, manusia tidak perlu secara langsung bersentuhan dengan proses yang repetitive dan bisa mengembangkan potensi mereka pada hal-hal yang lain. Hingga saat artikel ini dibuat.
Sikap Terhadap “Invasi” Robot Artificial Intelligence
Sampai saat ini, di Indonesia belum menunjukan fakta yang membenarkan bahwa robot dengan teknologi artificial intelligence telah menggantikan posisi manusia untuk melakukan pekerjaan. Tetapi, ada banyak kemungkinan yang akan terjadi. Apalagi kini perkembangan teknologi sangatlah cepat. Lihat saja bagaimana internet telah merubah cara kita bekerja, atau perkembangan ponsel pada masa 2004 hingga 2019.
Sebagai “pencipta” dari robot, tentu manusia memiliki peran yang sangat besar terhadap bagaimana masa depan robot nanti. Tetapi, bagaimana nasib orang-orang yang tidak mengerti secara teknis tentang robot?
Mungkin, beberapa tips di bawah bisa membantu kamu agar bisa tetap kompetitif baik secara bisnis maupun karir.
- Jangan takut untuk mencoba hal baru, jadilah pribadi yang adaptive
- Cari tahu perkembangan teknologi terkini
- Adaptasi sistem yang dapat meningkatkan nilai perusahaan sedini mungkin
Untuk lebih detail nya, simak penjelasan berikut.
Jangan takut untuk mencoba hal baru
Menjadi pribadi yang adaptif merupakan kebutuhan dewasa ini. Alasannya? Tentu saja perkembangan yang begitu pesat dan sulit untuk diprediksi menuntut untuk terus mempelajari hal baru. Mungkin teman-teman yang lahir pada tahun 1980 - 90an masih sempat merasakan mesin tik. Ya, itu sebelum komputer menjadi barang murah.
Apa yang terjadi ketika komputer menjadi barang umum?
Bahkan bersamaan dengan penetrasi internet yang cukup masif?
Orang-orang yang enggan beradaptasi dengan teknologi akan tertinggal. Gaptek.
Kamu tidak harus memiliki teknologi terkini, atau mahir dalam menggunakan teknologi terbaru. Tetapi, cukup tahu dan terus beradaptasi dengan teknologi adalah hal yang baik. Apalagi, kini akses informasi hanya dalam gerakan jari.
Harusnya sudah tidak ada alasan untuk tidak tahu atau merasa bodo amat terhadap perkembangan teknologi. Jangan salahkan robot artificial intelligence jika merasa pekerjaan kamu diambil alih atau kamu tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi. Salahkan diri kamu sendiri, perbaiki dan beradaptasilah.
Kini bahkan banyak platform e-learning yang bisa kamu pakai untuk menimba ilmu. Harga yang ditawarkan juga terjangkau. Apalagi dengan hadirnya e-commerce yang sangat membantu kamu untuk menemukan buku-buku mengenai teknologi terkini. Atau mungkin bahkan dari website yang menyediakan berita-berita tentang teknologi terkini. Transformasi digital sangat kamu rasakan manfaatnya, bukan?
Cari tahu perkembangan teknologi terkini
Selamat! Ketika kamu membaca artikel ini, berarti kamu termasuk orang yang haus akan informasi yang berkaitan dengan perkembangan teknologi terkini. Kamu berada satu langkah lebih maju dibandingkan orang-orang yang lebih memilih diam.
Adaptasi sistem yang dapat meningkatkan nilai perusahaan sedini mungkin
Transformasi digital bisnis kamu. Terdengar sepele, bukan? Tetapi, menurut Peter Bendor-Samuel banyak perusahaan yang keliru dalam melakukan transformasi digital bisnis.
Akibatnya?
Transformasi digital dinilai sebagai beban perusahaan. Padahal, transformasi digital bisnis harusnya menambah nilai saing perusahaan. Maka dari itu, jika kamu merupakan pemilik bisnis, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengadaptasikan teknologi terkini di dunia digital. Manfaatkan teknologi artificial intelligence pada internet untuk mendatangkan keuntungan bisnis yang tidak kamu duga.
Meskipun demikian, mengadaptasi sistem sebagai salah satu langkah transformasi digital bisnis perlu dilakukan secara bertahap.
“Simak penjelasan mengenai proses transformasi digital pada artikel, Persiapkan Transformasi Digital Bisnis Mu Sekarang”
Loh, apa hubungannya dengan artificial intelligence?
Jadi begini, aplikasi berbasis web sudah dirancang untuk mempermudah pengguna untuk bekerja. Misalnya, ketika kita lebih memiliki menggunakan fungsi “if” pada microsoft excel daripada kalkulator. Ya, microsoft excel memiliki kecerdasan buatan yang mempermudah proses perhitungan data. Sudah tahu jalan ceritanya?
Jadi, masih mau menghindari teknologi? Dengan alasan mahal? Atau sulit dipakai? Mungkin kamu harus baca artikel tentang bagaimana memilih Software House Jakarta yang tepat. Agar, proses transformasi digital bisnis kamu berjalan dengan tepat.
Kesimpulan
Robot artificial intelligence bukanlah hal baru. Bahkan, Alan Turing sudah mulai mengembangakan artificial intelligence sejak tahun 1950. Sekarang, manfaat Artificial intelligence sudah bisa dirasakan banyak orang. Bahkan, hanya dalam genggaman!
Namun, keberadaan teknologi artificial intelligence ini cukup mengkhawatirkan. Robot artificial intelligence akan menggantikan manusia dalam melakukan pekerjaan. Faktanya, hingga tahun 2018, di Indonesia belum menunjukan bahwa robot sudah mengambil alih pekerjaan manusia.
Meskipun demikian, kewaspadaan akan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan sulit untuk diprediksi harus tetap ditingkatkan. Jika tidak, apa yang ditakutkan selama ini tentang robot mengambil alih dunia akan menjadi kenyataan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk selalu catch-up dan tidak tertinggal dengan kemajuan teknologi. Mulai dari merubah diri menjadi lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi. Proaktif terhadap berita teknologi terkini. Sampai melakukan transformasi digital bisnis perusahaan.
Namun, dalam melakukan proses transformasi digital perlu secara bertahap. Agar aplikasi teknologi artificial intelligence pada bisnis dapat tepat guna dan tidak memberatkan bisnis/perusahaan.