Apakah Anda pernah melakukan aktivitas nobar (nonton bareng) bersama teman-teman Anda melalui layanan aplikasi film streaming? Jika iya, aktivitas tersebut dapat terjadi berkat adanya microservices architecture.
Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi micoservices mulai sering di adopsi oleh banyak perusahaan, terutama mereka yang bergerak secara digital.
Bukan tanpa sebab, microservices architecture memang memungkinkan startup dan perusahaan melayani konsumen dengan lebih baik, meski secara virtual. Mulai dari menawarkan berbagai service, sampai proses transaksi yang lebih cepat.
Apa itu Microservices?
Microservices adalah desain arsitektur untuk membuat sebuah aplikasi yang terdiri dari berbagai unit layanan tersendiri tapi tetap saling terhubung. Setiap unit layanan dalam aplikasi tersebut menjalankan fungsi berbeda, tapi tetap mendukung satu sama lain.
Dengan kata lain, microservices sama dengan membangun aplikasi dalam aplikasi. Contohnya, penerapan microservices architecture pada super-app seperti Shopee. Dalam satu aplikasi, Shopee menggunakan beberapa microservice untuk berbagai jenis service-nya seperti Shopee Food, ShopeePay, Shoepee Mall, dsb.
Agar setiap fiturnya terhubung, para developer biasa menggunakan API.
Sekarang ini, terdapat sekitar 85% perusahaan telah mengadopsi microservices architecture. Riset lain menunjukkan, microservices berhasil meningkatkan efisiensi karyawan, customer experience, serta menghemat biaya pengembangan pada 63% perusahaan.
Dikarenakan layanan microservices dapat segera dipakai konsumen, pengumpulan feedback untuk peningkatan servis pun dapat dilakukan dengan cepat. Selain itu, web/apps yang dibangun dengan microservices juga memiliki performa yang ringan.
Manfaat Penggunaan Microservices
Terdapat beberapa kelebihan menggunakan microservices untuk sebuah web/apps perusahaan yaitu:
- Bebas Memilih Teknologi
Setiap fitur dalam layanan perusahaan dibangun dengan teknologi yang berbeda. Entah itu framework-nya, seperti Kubernetes, Laravel, Docker. Ataupun bahasa pemrograman yang berbeda seperti Java, Phyton, Objective-C, dll.
Microservices memungkinkan itu dapat terjadi. Sehingga, developer perusahaan di masing-masing layanan bisa mengembangkan fitur dengan pendekatan teknologi yang lebih sesuai.
- Kebebasan untuk Upgrade
Dengan microservices, perusahaan akan lebih leluasa untuk memperbarui sistem. Terutama untuk menambahkan sumber daya. Dengan begitu, Anda bisa memperbarui layanan tertentu saja. Contohnya, menambah resource web server untuk layanan A yang sedang diminati user.
Selain mengoptimalkan penggunaan resource, perusahaan bisa lebih berhemat. Karena hanya layanan yang memang perlu saja yang resource-nya bisa ditambah. Bukan semuanya.
- Memudahkan Error Isolation
Error isolation berarti Anda mengurung masalah dalam area ataupun kontainer tertentu saja. Dengan begitu, fitur lain tidak akan kecipratan dampaknya. Dengan menggunakan microservices, Anda terhindar dari penularan masalah kepada sistem yang lainnya.
- Maintenance Lebih Mudah
Dikarenakan aplikasi utama dipecah menjadi beberapa layanan, maka maintenance-nya pun lebih mudah. Sebab, tim developer Anda tidak harus memelihara seluruh bagian aplikasi. Cukup di layanan yang mereka pegang.
Contoh Penggunaan Microservices
- Amazon
Amazon adalah e-commerce dengan 300 juta pelanggan aktif dan lebih dari 1,9 juta merchant. Kekuatan Amazon untuk menarik konsumen sebanyak itu tentu tak lepas dari keandalan web/apps-nya.
Amazon memiliki beberapa tim developer terpisah untuk mengelola tombol beli di halaman produk, kalkulator pajak, dsb.
Dengan membangun tim khusus dan menyerahkan kewenangan pengembangan, Amazon bisa lebih fokus melihat berbagai masalah secara detail, sekaligus menyelesaikannya dengan lebih efisien.
- Netflix
Netflix memulai perjalanannya di tahun 1998 sebagai tempat persewaan DVD. Di tahun 2008, Netflix baru menawarkan layanan live-streaming film.
Sejak tahun 2009, Netflix menggunakan microservices secara bertahap. Mulai dari pengembangan CMS, logs, tombol play, dst.
Setelah menerapkan microservices, Netflix berhasil memenuhi demand layanan live-streaming yang tinggi dengan lancar. Itu semua dilakukan sambil memotong ongkos pengembangan dan maintenance secara signifikan.
- Spotify
Spotify menggunakan microservices agar bisa mengikuti persaingan dengan layanan streaming lainnya. Karena membutuhkan inovasi yang cepat dan perkembangan terus menerus, microservices dipilih menjadi arsitektur yang tepat.
Tak heran, Spotify memiliki tim khusus untuk mengelola fitur-fitur tertentu. Contohnya saja fitur sugesti pencarian, Spotify memiliki tim pengembang tersendiri.
Saatnya Beralih Menggunakan Microservices
Setelah lebih memahami apa itu microservices, seperti apa contohnya pada perusahaan-perusahaan besar lainnya, serta kelebihan penggunaan microservices baik pada web/apps, saatnya memilih keputusan yang tepat menggunakan microservice untuk menunjang performa bisnis Anda.
Anda tidak perlu memikirkan bagaimana cara instal ataupun pemasangan pemakaian microservices pada bisnis Anda, karena Softwareseni hadir sebagai solusi tepat bagi Anda yang menginginkan installasi maupun integrasi microservices pada bisnis Anda.
Softwarseni merupakan salah satu perusahaan pengembang di Indonesia yang menyediakan berbagai layanan development produk digital, seperti pembuatan website, mobile app, hingga custom software dan microservices.
Mengapa Harus SoftwareSeni?
Berstandar Internasional
Selain di Indonesia, SoftwareSeni juga memiliki Office di luar negeri, tepatnya di Sydney, Australia. Dengan standar internasional tersebut, SoftwareSeni telah memenuhi berbagai kebutuhan dan membantu menyelesaikan permasalahan digital dari berbagai client.
Tim yang Solid, Besar dan Profesional
Terhitung per 2022, SoftwareSeni memiliki lebih dari 200 staff profesional yang ahli di setiap bidangnya, sehingga apapun kebutuhan digital perusahaan anda, SoftwareSeni siap untuk memenuhinya.
Service yang Beragam
SoftwareSeni memiliki banyak service yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan digitalisasi perusahaan anda. Desain Grafis, User Experience, Customer Service and Support, Application Development, hingga Wordpress & Plugin Development merupakan servis - servis pilihan yang tersedia di SoftwareSeni Indonesia.
Model Kerjasama yang Bisa Disesuaikan
SoftwareSeni memiliki model kerjasama yang beragam sehingga anda memiliki banyak opsi yang anda bisa sesuaikan dengan kebutuhan bisnis anda.
Seat Outsourcing (Staf yang berdedikasi khusus untuk project anda), Ad Hoc (Tim yang siap sedia untuk request satuan anda), dan Project-based (Tim professional untuk menyelesaikan target project anda) merupakan model kerjasama yang tersedia di SoftwareSeni.
Telah Dipercaya oleh Perusahaan-perusahaan Besar Indonesia
Integritas SoftwareSeni dan profesionalitas tim yang ada di dalamnya, membuat SoftwareSeni banyak dipercaya oleh perusahaan - perusahaan besar di Indonesia, sebut saja Traveloka, Angkasa Pura, Astra Internasional, Canny Class, Museum Kepresidenan Yogyakarta dan masih banyak perusahaan besar lainnya yang mempercayakan kebutuhan digitalisasi perusahaan mereka pada SoftwareSeni.