Latar Belakang Masalah dalam Pengelolaan Sistem Pengadaan
Proses pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu aspek yang vital dalam operasional sebuah perusahaan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pengelolaan pengadaan secara tradisional telah menimbulkan sejumlah permasalahan yang kompleks bagi banyak organisasi. Dari perusahaan kecil hingga perusahaan besar, tantangan dalam pengelolaan pengadaan tidak dapat diabaikan. Mari kita telaah lebih lanjut permasalahan tradisional yang sering dihadapi dalam pengelolaan pengadaan.
Permasalahan Tradisional dalam Pengelolaan Pengadaan
Proses pengadaan tradisional seringkali melibatkan serangkaian tugas manual yang memakan waktu dan kompleks. Mulai dari pembuatan permintaan pengadaan, penawaran vendor, hingga pembayaran, setiap langkah memerlukan pengawasan dan koordinasi yang cermat. Hal ini dapat menimbulkan sejumlah permasalahan, antara lain:
1. Ketidakefisienan Proses
Proses pengadaan tradisional cenderung memakan waktu dan sumber daya yang berlebihan. Dokumen-dokumen fisik perlu disiapkan, ditinjau, dan disetujui oleh berbagai pihak sebelum pembelian dapat dilakukan. Hal ini sering menghambat efisiensi operasional perusahaan.
2. Kurangnya Transparansi
Karena pengadaan tradisional sering melibatkan proses manual, transparansi dalam pengelolaan pengadaan dapat menjadi tantangan. Informasi yang terfragmentasi atau tidak terdokumentasi dengan baik dapat menyebabkan ketidakjelasan dan kesulitan dalam melacak status pesanan dan pembayaran.
3. Kurangnya Pengendalian Biaya
Tanpa sistem yang terstruktur untuk mengelola pengadaan, perusahaan dapat kesulitan dalam mengendalikan biaya yang terkait dengan pembelian barang dan jasa. Perusahaan mungkin tidak memiliki visibilitas yang cukup terhadap pengeluaran yang sebenarnya, menyebabkan potensi pemborosan atau pengeluaran yang tidak direncanakan.
Kompleksitas Proses Pengadaan Tradisional
Proses pengadaan tradisional juga sering kali sangat kompleks dan melibatkan banyak pihak yang terlibat. Langkah-langkah yang rumit termasuk:
1. Pembuatan Permintaan Pengadaan
Proses dimulai dengan permintaan pengadaan dari departemen yang membutuhkan barang atau jasa tertentu. Permintaan ini kemudian harus disetujui oleh manajemen terkait sebelum dilanjutkan ke langkah berikutnya.
2. Penawaran dan Negosiasi
Setelah permohonan disetujui, perusahaan perlu mencari dan membandingkan penawaran dari berbagai vendor atau pemasok. Negosiasi harga dan persyaratan juga sering diperlukan untuk memastikan kesepakatan yang menguntungkan.
3. Pengajuan dan Persetujuan Pembelian
Setelah memilih vendor yang tepat, pembelian harus diajukan dan disetujui oleh pihak yang berwenang dalam perusahaan. Proses ini dapat melibatkan banyak persetujuan dan tanda tangan sebelum pesanan dapat diproses.
4. Pengiriman dan Pembayaran
Setelah pesanan diproses, barang atau jasa yang dibeli dikirim ke perusahaan dan pembayaran harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati.
Risiko dan Tantangan yang Dihadapi oleh Perusahaan
Selain kompleksitas dan ketidakefisienan, pengelolaan pengadaan tradisional juga membawa sejumlah risiko dan tantangan bagi perusahaan, termasuk:
1. Keterlambatan dalam Pengadaan
Proses manual yang rumit dapat menyebabkan keterlambatan dalam pengadaan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal ini dapat mengganggu operasional dan menghambat pertumbuhan bisnis.
2. Pelanggaran Kepatuhan
Tanpa sistem yang terstruktur, perusahaan rentan terhadap pelanggaran kepatuhan terkait dengan proses pengadaan. Misalnya, pembelian barang atau jasa dari vendor yang tidak terdaftar atau tanpa persetujuan yang sesuai.
3. Kerugian Keuangan
Ketidaktransparan dan kurangnya pengendalian biaya dapat menyebabkan kerugian keuangan yang signifikan bagi perusahaan. Biaya yang tidak terduga atau pemborosan dalam pengadaan dapat mengurangi profitabilitas dan kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Dengan demikian, penting bagi perusahaan untuk memahami tantangan yang terkait dengan pengelolaan pengadaan tradisional dan mempertimbangkan solusi yang lebih efisien dan terstruktur, seperti penggunaan sistem pengelolaan pengadaan (PMS) yang modern dan terintegrasi. Dengan PMS, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, dan pengendalian biaya dalam proses pengadaan mereka.
Pengertian Procurement Management System (PMS): Meningkatkan Efisiensi dan Transparansi dalam Pengadaan
Pengadaan barang dan jasa adalah bagian penting dari operasional setiap perusahaan. Namun, semakin kompleksnya kebutuhan bisnis dan persyaratan regulasi, semakin pentingnya penggunaan sistem yang terstruktur dan terintegrasi untuk mengelola proses pengadaan. Salah satu solusi yang dapat membantu perusahaan dalam hal ini adalah Procurement Management System (PMS).
Peran dan Pentingnya PMS dalam Pengadaan
Procurement Management System (PMS) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang dirancang khusus untuk membantu perusahaan mengelola dan mengotomatisasi proses pengadaan mereka. PMS mengintegrasikan berbagai fungsi pengadaan, mulai dari pembuatan permintaan pengadaan hingga pembayaran kepada pemasok, dalam satu platform yang terpusat.
1. Otomatisasi Proses
Salah satu peran utama PMS adalah mengotomatisasi berbagai tahapan dalam proses pengadaan. Mulai dari pembuatan permintaan pengadaan, penawaran dari vendor, hingga pembayaran, semua dapat diotomatisasi sesuai dengan alur kerja yang telah ditetapkan. Hal ini membantu mengurangi keterlambatan dan kesalahan manusia dalam proses pengadaan.
2. Peningkatan Efisiensi
Dengan otomatisasi proses, efisiensi dalam pengadaan barang dan jasa dapat ditingkatkan secara signifikan. PMS memungkinkan perusahaan untuk menghemat waktu dan sumber daya yang sebelumnya dibutuhkan untuk menangani proses pengadaan secara manual. Sebagai contoh, permintaan pengadaan dapat disetujui secara elektronik dan langsung diproses oleh sistem tanpa perlu menunggu persetujuan manual dari berbagai pihak.
3. Peningkatan Transparansi
Transparansi dalam proses pengadaan menjadi lebih mudah dicapai dengan adanya PMS. Semua informasi terkait dengan pengadaan, termasuk permintaan, penawaran, persetujuan, dan pembayaran, tersimpan secara terpusat dalam sistem. Ini memungkinkan pengguna untuk dengan mudah melacak status pesanan dan mengakses riwayat transaksi dengan pemasok, meningkatkan tingkat visibilitas dan akuntabilitas.
Bagaimana PMS Meningkatkan Efisiensi dan Transparansi
1. Manajemen Pemesanan yang Terotomatisasi
PMS memungkinkan perusahaan untuk membuat dan mengelola pesanan pengadaan secara terotomatisasi. Permintaan pengadaan dapat dibuat secara elektronik dan langsung diarahkan kepada pihak yang berwenang untuk persetujuan. Setelah disetujui, pesanan akan diproses secara otomatis tanpa perlu campur tangan manual.
2. Integrasi dengan Vendor dan Pemasok
PMS memungkinkan integrasi dengan vendor dan pemasok, memungkinkan perusahaan untuk dengan mudah membandingkan penawaran, melakukan negosiasi harga, dan mengelola hubungan dengan pemasok. Informasi tentang ketersediaan barang, harga, dan persyaratan pengiriman dapat diakses dengan mudah melalui sistem.
3. Pelacakan dan Pelaporan yang Terpusat
PMS menyediakan fitur pelacakan dan pelaporan yang terpusat, memungkinkan pengguna untuk melacak status pesanan, memantau kinerja pemasok, dan menganalisis data pengadaan secara holistik. Ini membantu perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan informasi yang akurat dan real-time.
Dengan demikian, Pengertian Procurement Management System (PMS) bukan hanya sebatas sebuah sistem perangkat lunak, tetapi juga merupakan solusi terintegrasi yang membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam proses pengadaan mereka. Dengan adopsi PMS yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan operasional pengadaan mereka dan mengurangi risiko serta biaya yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa.
Manfaat Mengimplementasi Procurement Management System (PMS) pada Perusahaan
Pengelolaan pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu aspek yang krusial dalam keseluruhan operasional sebuah perusahaan. Dalam era digitalisasi dan persaingan bisnis yang semakin ketat, mengadopsi teknologi yang tepat menjadi suatu keharusan bagi perusahaan agar tetap kompetitif. Salah satu teknologi yang dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan adalah Procurement Management System (PMS). Berikut manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan mengimplementasikan PMS.
1. Peningkatan Efisiensi Operasional
Dengan mengimplementasikan PMS, perusahaan dapat mengalami peningkatan efisiensi dalam proses pengadaan barang dan jasa. PMS memungkinkan otomatisasi berbagai langkah dalam proses pengadaan, mulai dari pembuatan permintaan pengadaan, penawaran vendor, hingga pembayaran. Proses otomatis ini mengurangi waktu dan tenaga yang diperlukan dalam proses manual, sehingga perusahaan dapat menghemat waktu dan biaya operasional.
2. Pengurangan Biaya Pengadaan
PMS membantu perusahaan dalam mengelola pengeluaran dengan lebih efektif. Dengan adanya sistem yang terstruktur dan terotomatisasi, perusahaan dapat lebih mudah memantau dan mengendalikan biaya pengadaan. Pemilihan vendor yang lebih efisien, negosiasi harga yang lebih baik, dan pengelolaan inventaris yang lebih akurat adalah beberapa manfaat dari penggunaan PMS yang dapat membantu perusahaan mengurangi biaya pengadaan secara keseluruhan.
3. Peningkatan Kontrol dan Kepatuhan
PMS memberikan perusahaan tingkat kontrol yang lebih tinggi terhadap proses pengadaan. Dengan adanya sistem yang terpusat, perusahaan dapat dengan mudah menetapkan aturan dan kebijakan pengadaan yang konsisten. Selain itu, PMS juga membantu perusahaan untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan kebijakan internal yang berlaku, sehingga mengurangi risiko pelanggaran kepatuhan dan sanksi hukum yang mungkin timbul.
4. Meningkatkan Hubungan dengan Pemasok
PMS memungkinkan perusahaan untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan pemasok. Dengan adanya sistem yang terintegrasi dengan pemasok, perusahaan dapat dengan mudah berkomunikasi, berkolaborasi, dan melakukan negosiasi dengan pemasok secara lebih efisien. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan harga yang lebih kompetitif, pelayanan yang lebih baik, dan memperkuat rantai pasokan mereka.
5. Peningkatan Visibilitas dan Pelacakan Pengadaan
PMS menyediakan visibilitas yang lebih besar terhadap seluruh proses pengadaan. Perusahaan dapat dengan mudah melacak status pesanan, melihat riwayat transaksi, dan menganalisis kinerja pengadaan secara keseluruhan melalui dashboard dan laporan yang disediakan oleh sistem. Visibilitas yang lebih besar ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi potensi perbaikan dan mengambil keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan pengadaan mereka.
Dengan demikian, mengimplementasikan Procurement Management System (PMS) tidak hanya memberikan manfaat dalam hal efisiensi operasional, pengurangan biaya, dan peningkatan kontrol, tetapi juga dapat meningkatkan hubungan dengan pemasok dan memberikan visibilitas yang lebih besar terhadap proses pengadaan. Oleh karena itu, PMS menjadi salah satu investasi yang sangat berharga bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan daya saing mereka di pasar yang kompetitif saat ini.
Fitur Umum Procurement Management System (PMS): Mempermudah Pengelolaan Pengadaan
Pengelolaan pengadaan barang dan jasa merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan perhatian yang besar dari setiap perusahaan. Dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan proses pengadaan, banyak perusahaan mulai mengadopsi Procurement Management System (PMS). PMS tidak hanya membantu dalam mengotomatisasi berbagai tahapan dalam pengadaan, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai fitur yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Mari kita telaah bersama beberapa fitur umum yang dapat ditemukan dalam PMS.
1. Manajemen Pemesanan dan Persetujuan
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membuat permintaan pengadaan baru secara elektronik dan melacak status persetujuan dari berbagai pihak terkait. Setiap permintaan pengadaan akan melewati proses persetujuan yang ditetapkan sebelum akhirnya diproses menjadi pesanan yang valid. Hal ini membantu dalam meningkatkan efisiensi dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan.
2. Manajemen Vendor dan Pemasok
Dalam fitur ini, pengguna dapat mengelola informasi vendor dan pemasok, termasuk data kontak, riwayat transaksi, dan evaluasi kinerja. Integrasi dengan database pemasok eksternal juga sering dilakukan untuk mempermudah pemilihan vendor dan negosiasi harga. Dengan fitur ini, perusahaan dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan pemasok dan mengoptimalkan rantai pasokan mereka.
3. Pengelolaan Kontrak dan Perjanjian
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menyimpan dan mengelola semua kontrak dan perjanjian dengan pemasok dalam satu tempat yang terpusat. Pemberitahuan otomatis tentang tanggal jatuh tempo kontrak juga sering disediakan untuk membantu perusahaan dalam mengelola risiko dan memastikan kepatuhan terhadap persyaratan kontrak.
4. Analisis Kinerja dan Pelaporan
PMS dilengkapi dengan fitur analisis kinerja yang memungkinkan pengguna untuk melacak dan mengevaluasi kinerja pengadaan secara holistik. Berbagai metrik kinerja, seperti waktu siklus pengadaan, biaya pengadaan, dan kepatuhan terhadap kebijakan, dapat dianalisis melalui laporan yang disediakan oleh sistem. Analisis ini membantu perusahaan dalam mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan dan membuat keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan pengadaan.
5. Integrasi dengan Sistem Terkait
Fitur ini memungkinkan PMS untuk terintegrasi dengan sistem lain yang digunakan oleh perusahaan, seperti sistem ERP (Enterprise Resource Planning), sistem keuangan, dan sistem manajemen inventaris. Integrasi ini memungkinkan pertukaran data yang lancar antara berbagai sistem, meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
6. Pemantauan dan Pengelolaan Anggaran
Fitur ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola anggaran pengadaan mereka dengan lebih efektif. Pengguna dapat menetapkan anggaran untuk setiap proyek atau departemen, dan sistem akan memberikan peringatan jika anggaran mendekati atau melebihi batas yang ditetapkan. Hal ini membantu perusahaan untuk mengontrol pengeluaran dan menghindari pemborosan.
Dengan berbagai fitur yang dimiliki, Procurement Management System (PMS) menjadi alat yang sangat berharga bagi perusahaan dalam mengelola pengadaan barang dan jasa mereka. Dari manajemen pemesanan hingga pemantauan anggaran, PMS membantu meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kontrol dalam proses pengadaan. Oleh karena itu, perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja dan mengoptimalkan pengelolaan pengadaan mereka sebaiknya mempertimbangkan untuk mengadopsi PMS.
Tantangan Mengimplementasi Procurement Management System (PMS): Mengatasi Hambatan dalam Meningkatkan Efisiensi Pengadaan
Pengimplementasian Procurement Management System (PMS) merupakan langkah penting bagi perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan pengadaan barang dan jasa. Namun, seperti halnya dengan implementasi teknologi baru lainnya, mengadopsi PMS juga dapat menghadirkan sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Mari kita telaah bersama beberapa tantangan yang sering dihadapi dalam mengimplementasikan PMS.
1. Penyesuaian dengan Kebutuhan Organisasi
Salah satu tantangan utama dalam mengimplementasikan PMS adalah menyesuaikan sistem dengan kebutuhan unik dari setiap organisasi. Setiap perusahaan memiliki proses pengadaan yang berbeda-beda, serta kebijakan dan aturan internal yang harus dipatuhi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian dan konfigurasi yang tepat agar PMS dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan.
2. Penyelarasan dengan Proses Internal yang Ada
Tantangan lainnya adalah menyelaraskan PMS dengan proses internal yang sudah ada di perusahaan. Seringkali, perusahaan telah memiliki sistem atau prosedur manual yang sudah mapan dalam pengelolaan pengadaan. Mengubah atau menggantikan sistem ini dengan PMS dapat menimbulkan resistensi dari beberapa pihak yang terbiasa dengan cara kerja lama. Oleh karena itu, perlu dilakukan komunikasi yang efektif dan pendekatan yang hati-hati dalam mengintegrasikan PMS dengan proses internal yang ada.
3. Kesiapan Teknis dan Sumber Daya Manusia
Implementasi PMS juga memerlukan kesiapan teknis dan sumber daya manusia yang memadai. Penggunaan teknologi baru seperti PMS membutuhkan pemahaman yang cukup tentang sistem dan proses yang terlibat. Selain itu, perlu adanya pelatihan dan pembinaan bagi staf yang akan menggunakan sistem ini agar dapat memaksimalkan manfaatnya. Kurangnya kesiapan teknis dan sumber daya manusia yang memadai dapat menghambat kesuksesan implementasi PMS.
4. Mengatasi Resistensi terhadap Perubahan
Salah satu tantangan yang paling umum dalam mengimplementasikan PMS adalah mengatasi resistensi terhadap perubahan dari pihak internal perusahaan. Beberapa karyawan mungkin merasa tidak nyaman atau khawatir dengan perubahan yang akan terjadi akibat adopsi teknologi baru ini. Oleh karena itu, manajemen perlu memainkan peran penting dalam membangun kesadaran dan dukungan terhadap perubahan, serta memberikan dukungan dan bimbingan kepada karyawan yang mungkin mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan sistem baru.
5. Pengelolaan Risiko dan Keamanan Informasi
Terakhir, tantangan yang perlu diatasi dalam mengimplementasikan PMS adalah pengelolaan risiko dan keamanan informasi. PMS mengelola data sensitif perusahaan, termasuk informasi vendor, harga, dan persyaratan kontrak. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah yang tepat untuk melindungi informasi tersebut dari akses yang tidak sah atau kebocoran data. Selain itu, perlu adanya kebijakan dan prosedur yang jelas dalam mengelola risiko yang terkait dengan penggunaan PMS.
Dengan menyadari dan mengatasi tantangan-tantangan di atas, perusahaan dapat meningkatkan kemungkinan kesuksesan dalam mengimplementasikan Procurement Management System (PMS). Meskipun menghadapi tantangan dalam pengadopsian teknologi baru tidaklah mudah, manfaat jangka panjang yang diperoleh dari PMS dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi efisiensi dan efektivitas pengelolaan pengadaan perusahaan.
Kesimpulan Procurement Management System (PMS): Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pengadaan Perusahaan
Pengelolaan pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan. Dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kontrol atas proses pengadaan, banyak perusahaan mulai mengadopsi Procurement Management System (PMS). Setelah menjelajahi berbagai aspek dan manfaat dari PMS, dapat disimpulkan bahwa PMS merupakan solusi yang sangat berharga bagi perusahaan dalam mengelola pengadaan mereka.
Meningkatkan Efisiensi Operasional
Salah satu manfaat utama dari PMS adalah peningkatan efisiensi operasional. Dengan otomatisasi berbagai langkah dalam proses pengadaan, perusahaan dapat menghemat waktu dan sumber daya yang sebelumnya diperlukan untuk menangani proses secara manual. Dari pembuatan permintaan pengadaan hingga pembayaran kepada pemasok, semua dapat diotomatisasi, meningkatkan produktivitas dan mengurangi kesalahan manusia.
Pengurangan Biaya Pengadaan
PMS membantu perusahaan dalam mengelola pengeluaran dengan lebih efektif. Melalui pemilihan vendor yang lebih efisien, negosiasi harga yang lebih baik, dan pengelolaan inventaris yang lebih akurat, perusahaan dapat mengurangi biaya pengadaan secara keseluruhan. Hal ini membantu meningkatkan profitabilitas perusahaan dan mengoptimalkan alokasi sumber daya.
Peningkatan Kontrol dan Kepatuhan
Dengan adanya PMS, perusahaan dapat memiliki tingkat kontrol yang lebih tinggi terhadap proses pengadaan. Dengan sistem yang terpusat, perusahaan dapat menetapkan aturan dan kebijakan pengadaan yang konsisten, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan kebijakan internal yang berlaku. Ini membantu mengurangi risiko pelanggaran kepatuhan dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan pengadaan.
Meningkatkan Hubungan dengan Pemasok
PMS memungkinkan perusahaan untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan pemasok. Dengan adanya sistem yang terintegrasi, perusahaan dapat lebih mudah berkomunikasi, berkolaborasi, dan melakukan negosiasi dengan pemasok secara efisien. Hubungan yang baik dengan pemasok dapat membantu perusahaan mendapatkan harga yang lebih kompetitif, pelayanan yang lebih baik, dan memperkuat rantai pasokan mereka.
Peningkatan Visibilitas dan Pelacakan Pengadaan
Dengan PMS, perusahaan dapat memiliki visibilitas yang lebih besar terhadap seluruh proses pengadaan. Dari status permintaan pengadaan hingga riwayat transaksi dengan pemasok, semua informasi tersedia dalam satu tempat yang terpusat. Ini memungkinkan perusahaan untuk melacak dan menganalisis kinerja pengadaan secara holistik, serta membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan informasi yang akurat dan real-time.
Mengatasi Tantangan Implementasi
Meskipun PMS menawarkan banyak manfaat, implementasinya tidak selalu tanpa tantangan. Tantangan seperti penyesuaian dengan kebutuhan organisasi, penyelarasan dengan proses internal yang ada, kesiapan teknis dan sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, dan pengelolaan risiko dan keamanan informasi, perlu diatasi dengan cermat agar kesuksesan implementasi dapat dicapai.
Dengan mempertimbangkan manfaat yang ditawarkan oleh Procurement Management System (PMS) dan mengatasi tantangan yang terkait dengan implementasinya, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kontrol atas proses pengadaan mereka. Dengan demikian, PMS tidak hanya menjadi investasi yang berharga, tetapi juga menjadi langkah penting bagi perusahaan dalam menjaga daya saing dan kesuksesan mereka di pasar yang kompetitif saat ini.